DPRD(PATROLI BNAGSA NASIONAL) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka
penyampaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2024,
di Ruang Sidang DPRD Kota Depok, Grand Depok City, Senin (7/7/2025).
Rapat Paripurna ini dipimpin oleh Ketua DPRD, Ade Supriyatna, Rapat ini juga
diisi dengan penyampaian pandangan umum dari fraksi-fraksi DPRD Kota Depok
terhadap Raperda tersebut, serta jawaban Wali Kota Depok, H. Supian Suri, atas
masukan dari para legislator.
Beberapa fraksi menyoroti anggaran dan memprioritaskan program di
antaranya :
Fraksi PKS mengapresiasi capaian Pemerintah Kota Depok, khususnya penurunan
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) dari Rp282 miliar pada 2023 menjadi
Rp224 miliar pada 2024, yang dinilai mencerminkan optimalisasi pelaksanaan
anggaran. PKS juga mengapresiasi raihan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
selama 14 tahun berturut-turut.
Namun, PKS juga menyoroti sejumlah isu dalam laporan semester I 2025,
seperti potensi pergeseran atau penghapusan anggaran yang tidak didasari kajian
memadai. Termasuk di antaranya adalah rencana pembatalan pembangunan masjid di
Jalan Margonda dan penghapusan program santunan kematian bagi warga tidak
mampu, serta kejelasan program RSSG.
Fraksi Gerindra melalui juru bicara Gerry menekankan pentingnya efisiensi
belanja, peningkatan PAD, dan penyaluran bansos secara cepat dan tepat. Fraksi
ini juga mengapresiasi keberhasilan Pemkot dan TP PKK yang bersama warga
mengumpulkan 45.300 liter minyak jelantah dalam program Sera Mijel Sae, hingga
mendapat penghargaan Rekor MURI.
Fraksi Golkar menyebut realisasi pendapatan daerah 2024 yang mencapai 98,97
persen sebagai pencapaian positif. Namun, pemerintah diingatkan agar anggaran
dimanfaatkan secara maksimal di semua SKPD, khususnya untuk kepentingan rakyat
kecil.
Fraksi PDI Perjuangan menyoroti perlunya peningkatan akuntabilitas dan
efisiensi pengelolaan anggaran, termasuk dengan memperkuat sistem pelaporan
berbasis kinerja dan memastikan belanja hibah serta bansos dilakukan secara
transparan. Ketua Fraksi PDIP, Indah Ariyani, juga menekankan pentingnya
menempatkan pejabat yang berkompetensi dan memiliki visi sejalan dengan Wali
Kota.
Fraksi PKB, lewat juru bicara Siswanto, mengapresiasi adanya surplus dalam
APBD 2024 dan berharap agar dana tersebut dialokasikan untuk peningkatan mutu
pendidikan, termasuk mendukung program Rintisan Sekolah Swasta Gratis (RSSG).
Fraksi Demokrat melalui Moh. Taufik menyampaikan apresiasi atas pendapatan
daerah. Namun, pihaknya mencatat bahwa meski anggaran pendidikan telah
dialokasikan Rp1,6 triliun, realisasi baru mencapai Rp998 miliar, dan masih ada
sejumlah persoalan pendidikan di lapangan yang harus dibenahi.
Fraksi Amanat Pembangunan Solidaritas Nasional yang diwakili Binton Nadapdap
juga menyambut baik capaian pendapatan daerah sebesar Rp4,2 triliun. Fraksi ini
menyoroti perlunya peningkatan realisasi anggaran, terutama untuk bidang
pendidikan dan kesehatan, serta menyarankan pemanfaatan SiLPA untuk pembangunan
ruang arsip dan pengembangan perpustakaan sebagai bagian dari penguatan budaya
baca dan ketahanan sejarah lokal.
Jawaban Wali Kota: Fokus pada Prioritas dan Penyesuaian Program
Menanggapi pandangan fraksi, Wali Kota Depok Supian Suri menjelaskan bahwa
SiLPA 2024 akan digunakan untuk program di tahun 2025. Ia juga memaparkan
sejumlah rencana strategis, antara lain:
1. Infrastruktur dan Transportasi: Pemkot akan membebaskan lahan untuk
mengurangi kemacetan di Jalan Raya Sawangan serta mendorong pembangunan flyover
Margonda dan underpass Citayam, dengan dukungan Pemprov Jabar dan pemerintah pusat.
Penambahan rute baru Biskita juga sedang diusulkan ke Kementerian Perhubungan.
2. Terkait belum optimalnya perencanaan APBD, Pemkot akan meningkatkan
perencanaan dan penganggaran lewat sinkronisasi awal tahun dan evaluasi rutin.
3. Belanja Pendidikan dan Kesehatan: Realisasi anggaran bidang pendidikan
telah mencapai 28,06 persen dari kewajiban 20 persen, sedangkan bidang
kesehatan mencapai 17,51 persen dari batas 10 persen yang diwajibkan.
4. Optimalisasi PAD: Strategi dilakukan melalui edukasi wajib pajak,
insentif, dan pemisahan OPD khusus pengelolaan pendapatan pada 2026.
5. Pengalihan Pembangunan Masjid Margonda: Pembangunan masjid senilai Rp20
miliar akan dialihkan menjadi Rumah Kreatif Anak Istimewa yang juga dilengkapi
mushola. “Kami mohon maaf kepada pihak yang berharap pembangunan masjid ini
tetap berjalan. Namun, kami melihat rumah kreatif ini lebih menjawab kebutuhan
masyarakat saat ini,” ujar Supian. Ia menambahkan bahwa pembangunan masjid
sudah dilakukan, seperti Masjid As-Syahid di Terminal Jatijajar yang tahun ini
dialokasikan Rp15 miliar untuk pembangunan lanjutan.
6. Santunan Kematian: Supian menyebut program ini telah dirasakan manfaatnya
pada masa lalu, tetapi kini pemerintah lebih fokus pada bantuan yang cepat dan
relevan, seperti penghapusan retribusi pemakaman, bantuan ambulans, dan
insentif bagi gali kubur.
7. Program RSSG: Dasar program ini mengacu pada arahan Presiden, putusan
Mahkamah Konstitusi, keterbatasan bangku sekolah negeri, dan kerja sama dengan
Universitas Negeri Jakarta untuk peningkatan mutu pendidikan swasta gratis.
Walikota Depok Supian suri berharap,sinergitas antara legislatif ,eksekutif
tetap terjaga demi kemajuan kota Depok.
” Semoga pembangunan kota Depok dapat berjalan dengan baik dan tetap
berkolaborasi terus berlanjut di masa mendatang,” tutupnya

This post have 0 comments
EmoticonEmoticon