KISAH KEHIDUPAN SEORANG PENGEMBARA

Seiring(patroli Bangsa nasional)waktu terus berjalan semenjak Bapak dan ibu meninggal seorang yang merasakan terbuang dari seudara - saudaranya hujatan dan penghinaan yang diterima sebagai tantangan hidup dimendatang masa untuk merahi kesuksesan dari pengalaman pait terasa sangat menyakitkan 

melangkah tanpa tujuan di kala malam hujan begitu lebat tepat teduh dimana merasa nyaman disitulah untuk mencurahkan angan-angan hanya pada allah/tuhanlah tempat mengadu dan keluh kesah kepada siapa untuk curat sanak famili sudah tidak ada yang peduli atas tantangan hidup ini sebagai ujian dari sang maha pencipta 

si pengembara termenung duduk di bawah sebatang pohon sambil mengisaf sebatang rokok sebagai teman setia dikala susah dan di kala bahagia itu letak sebuah angan - angan yang begitu tinggi untuk menebus kesalahan di masa kelam teringat kehidupan yang begitu pait caci maki yang di terima hanya bisa mengelus dada dan bersabar dengan ujian ini 

profesi sebagau seorang pengembara yang selalu mencari keadilan dunia tersusunlah angan -angan untuk maju menuju kesuksesan termenung sambil menantap langit dan alam liar begitu luas seluas kemauan pengembara tersisi karena harkat martabat bukan karena adat istiadat inilah pomema hidup yang terasakan sangat mustahil 

sambil mengisap sebatang rokok teringat masa kelam yang begitu indah masih tersusun di angan -angan hati begitu hancur jika teringat masa itu sifat iri dan dengki pertanda orang tak mampu dengan ketegaran hati dan keyakinan pasti akan menemukan kebahagiakan disinilah belajar untuk terus berkarya sifat pendiam bukan orang lemah karena punya 1001 macam cita - cita yang terpendam dalam hati 

ahkir nya sipengembara mengasingkan diri dari kesibukan dunia hanya ingin menenangkan pikiran yang kalut tak tahu arah dan tujuan yang pasti ketegaran hati dan memohon pada pencipta alam semesta kebalikan keadilan (**)

penulis 

Wardono Hasan Saputra